Video ceramah agama Islam kali ini Ustadz Ahmad Firdaus Hafidzhahullah
menjelaskan tentang Fiqih Puasa yang termasuk dalam kajian Fiqih
Ramadhan, Fiqih puasa Ramadhan, Fiqih Ramadhan sesuai Sunnah, Fiqih
bulan Ramadhan, Fiqih di bulan Ramadhan, Fiqih puasa di bulan Ramadhan,
Fiqih Ramadhan menurut Sunnah, Fiqih tentang Ramadhan.
Ceramah Ustadz Abdul Somad Lc, MA Terbaru Terkini
Hari Ini Dengan Judul Bersihkan Hati dan Jiwa Dalam Persiapan Menyambut
Bulan Ramadhan 2019
Ramadhan, salah satu bulan pada tarikh Hijriah sangat ditunggu
kehadirannya oleh umat muslim sedunia. Sesuai firman ALLAH SWT &
juga diajarkan oleh Rasullullah SAW, Ramadhan adalah momen terbaik untuk
introspeksi diri, meningkatkan ibadah, serta berbagi kebaikan kepada
sesama umat untuk menjadi pribadi yang “bersih” dan “terlahir kembali”.
Tetapi apalah artinya bersih diri dan bersih hati tanpa bersihnya istana
tempat tinggal kita. Setiap kaum muslimin pasti ingin meningkatkan
ibadah di bulan Ramadhan. Salah satu caranya agar ibadah kita bisa
lancar dan khusyuk adalah, tempat beribadah yang bersih dan nyaman.
Dalam ajaran islam, terdapat anjuran agar dalam sholat kita sebaiknya
sujud berlama-lama, terutama di raka'at akhir. Manfaat sujud
berlama-lama ini selain untuk memanjaatkan do'a-do'a, dan menyegarkan
otak, dapat juga menolak migrain, sakit kepala, menajamkan akal pikiran,
serta melegakan sistem pernafasan.
Ceramah Ustadz Abdul Somad Lc, MA Terbaru Puasa Bulan Ramadhan 2019.
Semestinya, kalau melihat sambutan dan pernyataan-pernyataan kaum
muslimin menjelang Ramadhan, tentu bulan suci itu adalah bulan yang
istimewa. Tapi di manakah letak istimewanya? Apakah hanya pada perubahan
jadwal makan, ramainya tarawih keliling, dan lomba ceramah agama,
termasuk dagelan-dagelan di televisi? Bukankah selain itu semuanya
seperti berjalan sebagaimana biasa?
Simaklah media massa, media cetak, atau elektronik; bacalah
berita-berita. Bukankah isinya tidak banyak berbeda dengan hari-hari
sebelum Ramadhan? Anda masih dapat menikmati gosip selebritas, sinetron
percintaan, dan film kekerasan. Anda masih bisa membaca berita, mulai
copet yang dikeroyok di pasar hingga korupsi dengan manuver-manuver
politikus. Anda masih bisa menyaksikan demo-demo dan tindakan-tindakan
kekerasan atas nama agama. Anda masih melihat tokoh-tokoh memamerkan
keahliannya mengulas dan memutarbalikkan fakta.
Apakah hanya pedagang-pedagang warung yang harus “menghormati” Ramadhan
dan mereka yang merusak tatanan justru bisa terus melenggang
“melecehkan” kesucian Ramadhan? Atau apakah sebenarnya maksud kita
dengan penghormatan terhadap Ramadhan itu?
Bukankah lebih mirip dan cukup jika penghormatan kita terhadap bulan
suci itu berupa berpuasa dan beribadah? Mendekatkan diri kepada Allah
Yang Maha Suci? Konon puasa berasal dari bahasa Sanskerta: upavasa.
“Upa” berarti dekat dan “vasa/wasa” berarti yang maha agung. Upavasa
berarti mendekatkan diri kepada Yang Maha Agung. Mendekatkan diri kepada
Allah dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya adalah yang paling
disukai-Nya. Semua perintah Allah adalah untuk kepentingan hamba-Nya.
Untuk kesempurnaannya sebagai hamba sehingga pantas dekat dengan-Nya.
Para wali, kekasih Allah, memulai pendekatannya kepada Allah dengan cara
itu. Dengan menunjukkan kehambaan mereka yang tulus dan tuntas kepada
Tuan mereka. Allah Yang Maha Agung. Melaksanakan segala perintah Tuan
adalah prioritas utama hamba sejati. Jadi mereka memulai dari niat dan
membersihkan hati.
Puasa adalah salah satu perintah Allah yang istimewa. Kebanyakan
perintah-perintah Allah sangat rentan terhadap godaan pamer. Shalat,
misalnya, yang seharusnya sebagaimana ibadah-ibadah yang lain dan
dilaksanakan semata-mata untuk Allah, sering kali pelaksanaannya tak
dapat mengelak dari godaan pamer. Puasa, karena sifatnya, lebih jauh
dari godaan itu. Kecuali, mereka yang memang maniak pamer, hampir sulit
dibayangkan orang yang berpuasa pamer kepada orang lain: menunjukkan
puasanya.
Orang yang berpuasa seharusnya adalah orang yang berkeyakinan kuat bahwa
puasanya dapat membuat Tuhannya ridha, atau minimal yakin ada pahala
untuk puasanya. Kalau tidak, alangkah ruginya berpuasa hanya untuk
menahan lapar dan haus.
Semua amal ibadah diganjar minimal 10 kali lipat dan bisa sampai 700
kali lipat dan seterusnya, kecuali puasa. Puasa merupakan ibadah yang
hanya Allah sendiri yang tahu seberapa besar Ia akan mengganjarnya.
“Kullu ‘amali Ibni Adam lahu illash shiyaam,” kata Allah dalam hadis
Qudsi, “fainnahu lii wa anaa ajzii bihi.” (HR Bukhari Muslim dari Abu
Hurairah r.a). “Semua amal manusia miliknya, kecuali puasa. Puasa adalah
milik-Ku; Aku sendiri yang akan membalasnya.”
Video ceramah agama Islam kali ini merupakan lanjutan dari kajian Ustadz
Ahmad Firdaus Hafidzhahullah yang menjelaskan tentang Fiqih Puasa yang
termasuk dalam kajian Fiqih Ramadhan, Fiqih puasa Ramadhan, Fiqih
Ramadhan sesuai Sunnah, Fiqih bulan Ramadhan, Fiqih di bulan Ramadhan,
Fiqih puasa di bulan Ramadhan, Fiqih Ramadhan menurut Sunnah, Fiqih
tentang Ramadhan.
TRAGEDI TIMUR TENGAH DI AKHIR ZAMAN - CERAMAH 2019 | UST. ZULKIFLI
MUHAMMAD ALI, LC., MA.
INSHA ALLAH UZMA MEDIA MENERIMA
🌈ZAKAT
Untuk disalurkan kepada :
❤ Para keluarga da'i dan ustadz yang faqir / miskin dan mereka anti
meminta-minta atau menyebutkan kekurangan hidup mereka karena 'iffah
❤ Anak-anak Yatim dan orang-orang miskin dari keluarga Sholih yang taat.
🌈INFAQ DAKWAH FIE SABILILLAH
❤ Kepentingan-kepentingan dakwah fie sabilillaah kami sepanjang tahun
1439 - 1440 H kami ke depan
❤ Pengiriman kader-kader kami yang sedang safar dalam rangka belajar
menuntut ilmu syar'iy
❤ Kebutuhan Dana Operasional Dakwah Media
🌈SEDEKAH JARIYAH / WAKAF PEMBANGUNAN
❤ Untuk membangun sarana & prasarana yang mendesak untuk ditambah,
yaitu sebuah gedung 2 tingkat untuk gedung Qur'an